PUNCAK - Di tengah hamparan hijau Kampung Julukoma, Kabupaten Puncak, Papua, sebuah inisiatif menyentuh hati hadir dari Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 732/Bana’u. Program bernama ROSITA, kependekan dari Borong Hasil Tani, bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan denyut nadi ekonomi yang dihidupkan kembali bagi para mama-mama Papua. Pada Senin (15/12/2025), personel Pos Julukoma tak hanya menjalankan tugas pengamanan, tetapi juga memborong langsung hasil kebun para petani lokal, memberikan senyum dan harapan baru.
Sertu Karolus memimpin langsung aksi penuh makna ini, menyasar aneka komoditas pangan lokal yang menjadi kebanggaan warga. Mulai dari sayuran segar, buah-buahan manis, hingga ubi dan pisang yang melimpah, semuanya dibeli langsung oleh para prajurit. Mereka tak segan mendatangi kebun warga maupun titik kumpul yang telah disepakati, melakukan transaksi tunai dengan harga yang pantas, bahkan tak jarang lebih tinggi dari harga pasaran. Ini adalah bentuk apresiasi tulus atas kerja keras para mama Papua yang telah merawat bumi pertiwi.

Lettu Inf Dismas, Komandan Pos Julukoma, menjelaskan visi di balik program ROSITA. Ia melihat potensi besar hasil bumi di Julukoma, namun akses pasar yang terbatas seringkali menjadi batu sandungan bagi petani kecil di pedalaman. ROSITA hadir untuk memutus mata rantai distribusi yang kerap merugikan, memastikan setiap tetes keringat terbayar dengan layak.
"Kami melihat potensi hasil bumi di Julukoma sangat besar, tetapi akses pemasaran masih terbatas. Melalui ROSITA, Satgas hadir sebagai pembeli pertama agar hasil kebun mama-mama terserap dengan baik. Pendapatan itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan harian, biaya sekolah anak, hingga modal tanam kembali. Bagi kami, keamanan sejati adalah ketika masyarakat hidup sejahtera, " ujar Lettu Dismas.
Sambutan hangat mengalir dari warga, terutama para mama Papua. Mama Marta, salah satu petani yang merasakan langsung manfaat program ini, berbagi kisahnya dengan penuh rasa syukur. Ia mengungkapkan betapa berbedanya pengalaman bertani sebelum dan sesudah ROSITA hadir.
"Biasanya kami harus bawa hasil kebun jauh ke pasar atau tunggu tengkulak dengan harga tidak menentu. Sekarang bapak-bapak TNI datang langsung, beli tunai, dan harganya bagus. Kami merasa sangat terbantu, seperti punya keluarga sendiri yang peduli, " tuturnya dengan senyum merekah.
Lebih dari sekadar transaksi jual beli, ROSITA adalah jembatan yang memperkuat ikatan kepercayaan antara TNI dan masyarakat. Program ini bukan hanya tentang mengamankan wilayah, tetapi tentang menghadirkan solusi ekonomi nyata yang mampu menggerakkan roda perekonomian lokal. Harapannya, inisiatif ini akan terus berlanjut, menemani langkah para mama Papua dalam membangun masa depan yang lebih sejahtera di tanah Papua.

Updates.