Doa Lintas Batas di Beoga: Sinergi TNI-Warga Papua Bangun Kepercayaan

    Doa Lintas Batas di Beoga: Sinergi TNI-Warga Papua Bangun Kepercayaan

    PUNCAK - Di tengah selimut kabut yang menyelimuti hutan di Kampung Dangbet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Pegunungan, gema doa lintas batas terdengar syahdu pada Minggu, (30/11/2025). Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (Satgas Pamtas RI-PNG) Yonif 732/Banau Pos Dangbet tak hanya hadir untuk menjaga wilayah, namun juga merajut kebersamaan dengan warga melalui ibadah bersama. Momen ini menjadi penanda kuatnya sinergi antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masyarakat di salah satu area operasional paling menantang di tanah Papua.

    Dipimpin oleh Lettu Inf Simbolon, kegiatan ibadah ini dihadiri oleh ratusan jemaat dan seluruh personel Pos Dangbet. Antusiasme warga terpancar sejak pagi, saat mereka rela berjalan kaki menembus udara dingin demi berkumpul di halaman gereja. Duduk berdampingan dengan para prajurit loreng yang kerap mereka jumpai berpatroli, menciptakan pemandangan hangat yang melampaui sekat.

    Kapten Inf Henry Situmorang, Komandan Pos (Danpos) Dangbet, menegaskan bahwa pendekatan Satgas di perbatasan mengutamakan strategi territorial engagement yang berbasis pada kepercayaan warga. Ini sejalan dengan mandat ganda pengamanan wilayah sekaligus pembinaan sosial.

    "Perbatasan di sini kami jaga dengan dua hal: kesiapan operasi dan kedekatan sosial. Ibadah bersama ini bukan formalitas. Ini ruang kami membangun komunikasi batin, mendengar keluh kesah warga, dan memastikan kehadiran negara dirasakan memberi rasa aman, bukan jarak, " ujar Kapten Henry.

    Ia menambahkan bahwa kegiatan serupa telah menjadi agenda rutin sebagai bagian dari program pembinaan teritorial dan bimbingan mental (Bintal) di daerah perbatasan.

    "Di bawah pimpinan Lettu Simbolon, kami ingin warga Dangbet tahu, Pos ini bukan hanya titik taktis operasi. Ini juga rumah singgah kemanusiaan, tempat kami tumbuh bersama mereka, " tambahnya.

    Pandangan serupa diungkapkan oleh Kobus Wanimbo, ketua jemaat gereja setempat sekaligus tokoh masyarakat. Ia merasakan dampak psikologis dan sosial yang signifikan dari kehadiran TNI.

    "Kami lihat sendiri, bapak-bapak TNI ini bukan hanya jaga dengan senjata. Mereka jaga dengan hadir di acara adat, ibadah, dan kegiatan kampung. Itu yang buat torang percaya dan merasa dilindungi, " tutur Kobus.

    Mama Ester Kogoya, seorang jemaat, berbagi perasaannya yang terharu melihat ibadah Minggu menjadi momen penguatan kolektif bagi kampungnya.

    "Hari Minggu torang ibadah untuk Tuhan, tapi hari ini torang juga lihat bukti Tuhan bekerja lewat manusia. TNI su datang, duduk sama kami, doa sama kami. Itu kasih yang jujur. Itu yang buat torang rasa aman, " ungkapnya.

    Interaksi antara prajurit dan warga terlihat begitu cair, tanpa jarak struktural. Anak-anak gereja berbagi buku lagu rohani dengan para prajurit, sementara para orang tua terlibat dalam diskusi ringan seusai ibadah. Momen ini secara gamblang menggambarkan keterikatan sosial yang sehat dalam konteks operasi teritorial di perbatasan.

    Ibadah di perbatasan Dangbet kian menegaskan wajah penugasan TNI di Papua Pegunungan: mengawal kedaulatan NKRI, merawat kepercayaan setiap warga, dan menata kedamaian dari ruang-ruang terkecil, dimulai dari doa di hari Minggu.

    (Wartamiliter)

    sahabatbanaudiperbatasan doadigarisbatasdangbet sinergitniwargabeoga pamtashumanisnkri sahabatbanaudiperbatasan doadigarisbatasdangbet papuapegunungandamai sinergitniwargabeoga yonif732banaupeduli pamtashumanisnkri papuapegunungandamai yonif732banaupeduli
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Syukuran HUT ke-21 Yonif 756/WMS di Kipan...

    Artikel Berikutnya

    Doa dan Sembako di Perbatasan: TNI dan Warga...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Satgas Yonif 113/JS Hangatkan Bilai Lewat Dapur dan Berbagi
    Ngopi, Takraw, dan Kebersamaan: Satgas Yonif 113/JS Eratkan Hubungan dengan Warga Bilai
    Rijalul Fikri: Retorika Teknokrasi Menghadapi Kematian di Jakarta
    Jembatan Soanggama: Harapan Baru Akses Pendidikan dan Ekonomi di Intan Jaya
    Satgas 408/Sbh Harmoniskan Papua Lewat Simbol Merah Putih di Gereja

    Ikuti Kami