Jaya Sakti Dekatkan Diri: Cukur Gratis Satgas Yonif 113 di Pedalaman Papua

    Jaya Sakti Dekatkan Diri: Cukur Gratis Satgas Yonif 113 di Pedalaman Papua

    INTAN JAYA - Di tengah keheningan pegunungan Papua, tepatnya di Kampung Kendetapa, Intan Jaya, sebuah inisiatif sederhana namun menyentuh hati digelar oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Personel Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti (JS) pada Senin (01/12/2025) tak hanya menjalankan tugas pengamanan, namun juga merajut kedekatan dengan warga melalui layanan cukur rambut gratis di Pos TK/Pos Kendetapa. Ini bukan sekadar pemangkasan rambut, melainkan sebuah jembatan komunikasi dan rasa percaya di wilayah yang kerap terisolasi dari akses layanan.

    Sejak mentari mulai bersinar, antrean warga mulai terbentuk. Dari anak-anak sekolah yang riang, para petani yang lelah bekerja, hingga para ibu rumah tangga, semuanya bergiliran menikmati sentuhan tangan para prajurit. Suasana hangat terasa kental, diwarnai tawa dan obrolan ringan, sementara personel Satgas dengan sigap memberikan pelayanan terbaik, menjaga kebersihan dengan alat sekali pakai dan prosedur higienis yang ketat.

    “Kami ada untuk semua. Dari hal besar seperti pengamanan, sampai hal kecil seperti cukur rambut. Ini cara kami memastikan keluarga-keluarga di Kendetapa merasa dilihat, bukan hanya dikunjungi, ” ujar Kapten Inf Doriman Rajagukguk, Komandan Pos TK/Pos Kendetapa.

    Kapten Doriman menambahkan, inisiatif ini berakar dari pengamatan mendalam terhadap kebutuhan masyarakat di tingkat kampung. Ia percaya, kepercayaan sosial dan kebersihan personal sama pentingnya dengan operasi pengamanan.

    “Kami ingin memutus jarak psikologis. Ketika warga duduk di kursi cukur, di situ TNI dan rakyat berada pada level yang sama bicara, senyum, dan saling percaya, ” tegasnya.

    Perasaan serupa diungkapkan oleh Kepala Kampung Kendetapa, Marinus Selegani (54). Dari sudut pandang masyarakat adat, ia melihat bahwa stabilitas di pedalaman lebih kokoh terbangun melalui ikatan emosional.

    “Keamanan diperlukan, itu jelas. Tetapi hati yang dirangkul justru lebih menentukan. Layanan teknik seperti ini membuat warga merasa dihormati sebagai manusia, bukan objek sasaran, ” tutur Marinus.

    Suster Maria Magapa (38), seorang guru SD YPPK Kendetapa yang turut mendampingi anak didiknya, merasakan perubahan positif dalam diri anak-anak.

    “Mereka merasa berani bukan karena digerakkan, tetapi karena dilayani. Anak-anak kami sekarang bisa tertawa di pos tentara, itu artinya ruang hidup mereka mulai terasa aman, ” jelas Suster Maria.

    Bagi Ibu Oripa Ugipa (29), seorang warga muda, makna dari kegiatan ini jauh melampaui nilai materi.

    “Cukur rambutnya mungkin gratis, tapi percaya pada negara itu yang nilainya besar sekali. Kami duduk di kursi cukur sambil bicara masa depan anak dan kebun, itu baru persatuan, ” ungkapnya penuh haru.

    Di Pos Kendetapa, sebuah kursi cukur sederhana menjadi saksi bisu hadirnya negara yang sesungguhnya. Tanpa seremoni berlebihan, tanpa jarak protokoler, TNI melalui Satgas Yonif 113/JS membuktikan bahwa pengabdian di perbatasan tidak hanya tentang menjaga garis negara, tetapi juga merawat hati masyarakatnya, memastikan setiap bantuan tak hanya diterima, namun juga dirasakan, disaksikan, dan diceritakan kembali oleh masyarakat itu sendiri.

    (Wartamiliter)

    jayasaktipeduli satgasyonif113js cukurgratiskendetapa tnihadiruntukrakyat perbatasandijagahatidirawat papuatengah
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    TNI Berikan Sentuhan Natal di Titigi: Kesehatan,...

    Artikel Berikutnya

    TNI Titigi: Kemanusiaan, Kesehatan, dan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Satgas 408/Sbh Harmoniskan Papua Lewat Simbol Merah Putih di Gereja
    Pos TNI Nenggeagin: Jembatan Aman Warga Papua Tengah
    Satgas Yonif 408/Sbh: Komsos Humanis Bangun Kepercayaan di Nenggeagin
    Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya
    Marinus Gea: Perjalanan Politik dan Pengabdian dari Daerah Pemilihan Banten III

    Ikuti Kami