INTAN JAYA - Di tengah bentangan alam Intan Jaya yang memukau namun kerap diwarnai tantangan keamanan, sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, pada Minggu, (7/12/2025). Prajurit Satuan Tugas (Satgas) Yonif 712/Wiratama tak ragu melepas atribut tempur sejenak, duduk berdampingan dengan warga lokal, menyatukan hati dalam kebaktian Minggu yang khidmat.
Pemandangan ini bukan sekadar pertemuan dua kelompok berbeda, melainkan perwujudan nyata dari keharmonisan. Di satu sisi, seragam loreng kebanggaan prajurit TNI, di sisi lain, kekayaan pakaian adat dan busana ibadah masyarakat. Keduanya larut dalam pujian dan doa, sebuah simbol bahwa kehadiran TNI di tanah Papua tak hanya sebagai benteng pertahanan, tetapi juga sebagai bagian integral dari denyut nadi kehidupan masyarakat.
“Ibadah hari ini membuktikan bahwa kasih dan persaudaraan memiliki kekuatan untuk menyatukan kita. Kami hadir bukan sekadar menjalankan tugas negara, tetapi sebagai saudara bagi masyarakat Hitadipa. Harapan kami, kehadiran Satgas membawa kedamaian dan harapan baru, ” ujar Lettu Caj Yoshua Pardede, Perwira Pembinaan Mental Satgas. Senin, (9/12/2025).
Upaya ini merupakan bagian dari program inovatif Satgas Wiratama bernama MADU (Membangun, Aman, Damai, dan Utuh). Program ini mencakup berbagai aspek pelayanan, mulai dari sosial, pendidikan, kesehatan, hingga kegiatan keagamaan, yang semuanya bertujuan untuk mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat.
Pendeta GKII Hitadipa, Pdt. Jonathan Sani, menyambut hangat kehadiran para prajurit. Ia merasakan betul dampak positif dari kebersamaan ini.
“Kami bersukacita melihat Bapak-bapak TNI beribadah bersama kami. Kehadiran mereka memberi rasa aman dan menunjukkan kepedulian yang tulus. Kami merasa dihargai sebagai satu keluarga, ” kata Pdt. Jonathan.
Hubungan emosional yang terjalin ini dinilai sebagai fondasi krusial dalam upaya menjaga stabilitas di wilayah yang rentan terhadap gangguan keamanan.
Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi mendalam atas inisiatif Satgas Yonif 712/Wiratama.
“Apa yang dilakukan Satgas Wiratama adalah cerminan filosofi tugas TNI di Papua. Menjaga keamanan itu wajib, tetapi tugas tertinggi kami adalah menaklukkan hati dan membangun kepercayaan rakyat, ” tegas Mayjen Lucky.
Ia menambahkan bahwa peran TNI adalah sebagai pengayom, yang tidak hanya mengandalkan operasi keamanan, tetapi juga melalui pendekatan yang penuh empati, persaudaraan, dan pemahaman mendalam terhadap budaya lokal.
“Dengan hadir dalam ibadah, prajurit menunjukkan bahwa TNI adalah bagian dari masyarakat. Hubungan batin yang kuat ini menjadi fondasi untuk menciptakan Papua yang damai dan sejahtera, ” pungkas Pangkoops.
Ibadah Minggu bersama di Hitadipa ini menegaskan kembali peran rumah ibadah sebagai titik temu segala perbedaan, tempat kepercayaan tumbuh subur, dan rasa aman dipupuk. Di sini, prajurit dan warga berdiri setara, sebuah gambaran harapan bahwa perdamaian di Tanah Papua dapat bersemi dari ketulusan dan kebersamaan yang hakiki.
