PUNCAK - Di jantung Papua Tengah yang bergunung-gunung, tepatnya di Kampung Julukoma, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, sebuah kisah pengabdian tak biasa tengah bergulir. Prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau Pos Julukoma tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga merangkul denyut nadi kehidupan warga pedalaman melalui program inovatif bernama “Pastoor” (Pelayanan Kesehatan Door to Door). Jum'at (7/10/2025).
Gerakan kemanusiaan ini, dipimpin langsung oleh Serda Gailea, membuktikan bahwa semangat pengabdian TNI tak mengenal batas geografis. Tim medis ini dengan sigap menyusuri setiap sudut Kampung Julukoma, mendatangi rumah warga satu per satu. Dari lansia yang renta, anak-anak yang riang, hingga para ibu rumah tangga, semuanya mendapatkan perhatian kesehatan. Pengobatan gratis pun diberikan untuk keluhan-keluhan umum seperti nyeri sendi, demam, batuk, hingga hipertensi.
“Program ‘Pastoor’ ini lahir dari nurani, bukan sekadar tugas, ” ungkap Danpos Julukoma, Lettu Inf Dismas, dengan nada penuh keyakinan. Beliau melanjutkan, “Kami melihat banyak warga yang tidak mampu berjalan jauh menuju puskesmas. Maka kami putuskan, jika mereka tidak bisa datang kepada kami, kamilah yang akan datang kepada mereka. Kesehatan adalah hak, bukan kemewahan.”
Langkah sederhana ini disambut haru oleh masyarakat. Mama Tinus, seorang lansia yang telah lama bergulat dengan nyeri sendi, tak kuasa menahan air mata saat tim medis memeriksanya di kediamannya.
“Saya tidak pernah sangka, tentara datang ke rumah untuk periksa saya. Ini seperti berkat Tuhan turun lewat bapak-bapak TNI, ” ujarnya lirih, penuh rasa syukur.
Kisah serupa dibagikan oleh Mama Helena Wenda, seorang ibu muda yang sempat cemas melihat buah hatinya terbatuk pilek.
“Biasanya kami malas jalan jauh ke puskesmas. Tapi bapak tentara datang, kasih obat, periksa anak saya. Sekarang saya tenang sekali. Ini pelayanan yang kami butuhkan, ” tuturnya dengan senyum lega.
Kehadiran “Pastoor” menjadi cerminan nyata pendekatan TNI yang humanis dan solutif. Program ini secara efektif menjembatani jurang keterbatasan akses kesehatan di wilayah terpencil dengan tindakan nyata yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
Inisiatif mulia ini turut diapresiasi oleh Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. “Inilah wajah sejati TNI di Papua. Kami bukan hanya penjaga kedaulatan, tetapi juga pelayan masyarakat, ” tegas Mayjen Lucky, menekankan pentingnya peran sosial TNI di tanah Papua. Beliau menambahkan, “Kami dorong setiap Satgas untuk terus berinovasi seperti program ‘Pastoor’ ini memastikan rakyat di wilayah terpencil tetap mendapatkan hak dasarnya, termasuk kesehatan. Itu bentuk nyata keberpihakan negara kepada rakyat Papua.”
Kini, program “Pastoor” telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar kegiatan sosial. Ia menjelma sebagai simbol ketulusan dan kemanusiaan prajurit Banau. Di balik seragam loreng mereka, tersemat hati yang tulus melayani, siap menempuh jalan berbatu demi menyalakan api harapan di tanah tinggi Papua. Setiap langkah mereka adalah pesan sederhana: TNI hadir untuk menjemput sehat dan menanam harapan.
