Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya

    Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya

    INTAN JAYA - Potret perjuangan dan harapan kini terbentang di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Ratusan warga, yang selama ini hidup dalam keterpisahan akibat medan berat lembah dan sungai, kini menemukan jalan baru berkat inisiatif karya bhakti Satgas Pamtas Mobile Yonif 712/WT. Jembatan penghubung yang baru saja berdiri kokoh, Senin (1/12/2025), menjadi simbol terbukanya akses vital bagi pendidikan dan denyut perekonomian masyarakat.

    Di tengah lanskap alam yang menantang, puluhan warga bersama 10 personel TNI di bawah komando Lettu M. Agung, Komandan TK Soanggama, bekerja keras. Dengan alat sederhana, mereka merampungkan konstruksi jembatan berbahan kayu. Pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan sebuah narasi positif yang hadir di tengah kompleksitas keamanan wilayah.

    “Ada persoalan nyata yang harus kami jawab: akses pendidikan dan roda ekonomi yang tersendat karena sungai. Jembatan ini bukan program tiba-tiba ini kebutuhan warga yang kami dengar langsung. Kalau anak-anak harus mutar jauh atau terhambat ke sekolah, masa depan mereka ikut terhambat. Itu yang ingin kami putus, ” ujar Lettu M. Agung, Komandan Satgas, melalui Komandan TK Soanggama, di sela kegiatan.

    Pendekatan penugasan di Papua, sebagaimana ditegaskan Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, selalu menitikberatkan pada keberlanjutan pembangunan dan dampak sosial.

    “Setiap operasi di sini punya dua tugas yang tidak terpisah: keamanan dan kemanusiaan. Jembatan bukan hanya struktur kayu dan paku itu akses hidup, akses masa depan. Kami pastikan prajurit hadir untuk menuntaskan masalah yang membebani rakyat, bukan untuk menjauh dari rakyat, ” tegas Mayjen Lucky Avianto dalam pernyataan resminya yang dikutip satgas.

    Perasaan haru dan optimisme terpancar dari Kepala Suku Soanggama, Oto Lawiya. Ia menilai sinergi dengan TNI telah membuka lembaran baru bagi kampungnya yang sebelumnya terkekang oleh kondisi geografis.

    “Sudah lama sungai jadi sekat kami. Hari ini TNI bangun jembatan bersama kami, bukan dari jauh, tapi turun pegang kayu dan paku. Sekarang anak-anak bisa ke sekolah, mama-mama bisa ke pasar bawa hasil kebun tanpa was-was. Ini bukan jembatan biasa, ini jembatan harapan kami, ” ungkap Oto Lawiya dengan nada penuh keyakinan.

    Dampak spiritual dan sosial juga dirasakan oleh Kepala Dewan Gereja, Sabinus Sani. Ia menyebut pembangunan jembatan ini memperkuat rasa aman warga dalam menjalankan aktivitas ibadah dan sosial.

    “Iman kami bertumbuh saat ada kerja nyata untuk sesama. Kampung kami lebih bersih, akses lebih lapang, dan hati kami pun lebih damai. TNI hadir dengan kasih, kami sambut sebagai saudara di lembah ini. Semoga Tuhan memberkati setiap langkah mereka, ” tuturnya penuh syukur.

    Perubahan nyata langsung terasa. Perjalanan yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam dan penuh risiko, kini dapat ditempuh hanya dalam hitungan menit. Lebih dari sekadar jembatan, karya bhakti terpadu ini juga melibatkan perapian lingkungan dan jalur kampung, menunjukkan komitmen TNI dan warga untuk membangun masa depan yang lebih baik bersama.

    (Wartamiliter)

    jembatanhitadipa satgasyonif712wt karyabhaktipapua intanjayabangkit aksessekolahtanpasekat tnibersamarakyat
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    TNI Tebar Damai Natal di Mamba: Topi Sinterklas...

    Artikel Berikutnya

    Satgas Yonif 408/Sbh: Komsos Humanis Bangun...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Satgas 408/Sbh Harmoniskan Papua Lewat Simbol Merah Putih di Gereja
    Pos TNI Nenggeagin: Jembatan Aman Warga Papua Tengah
    Satgas Yonif 408/Sbh: Komsos Humanis Bangun Kepercayaan di Nenggeagin
    Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya
    Marinus Gea: Perjalanan Politik dan Pengabdian dari Daerah Pemilihan Banten III

    Ikuti Kami