PUNCAK - Di tengah kehangatan matahari Papua Tengah, sebuah inisiatif inspiratif bernama 'Papua Melek' tengah bersemi di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Satgas Pamtas Yonif 732/Banau tak hanya hadir menjaga perbatasan, namun juga memupuk kepercayaan diri anak-anak melalui penguasaan Bahasa Indonesia. Pada Senin (8/12/2025), personel Pos Julukoma membuka pintu belajar dengan penuh keceriaan.
Dipimpin langsung oleh Serda Gailea, sesi belajar yang interaktif ini mengubah ruang kelas sederhana menjadi arena penuh tawa dan semangat. Anak-anak antusias menyambut materi membaca, menulis, dan percakapan dalam Bahasa Indonesia. Tak hanya teori, mereka diajak berpetualang lewat permainan seru, cerita yang menggugah imajinasi, dan lagu-lagu ceria yang membuat proses belajar terasa ringan dan menyenangkan.

Komandan Pos Julukoma, Lettu Inf Dismas, menegaskan komitmen mendalam satuan ini. “Kami memiliki komitmen kuat, bukan hanya menjaga perbatasan, tetapi juga ikut memajukan pendidikan anak-anak di wilayah ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa sekaligus pintu gerbang ilmu pengetahuan. Melalui program ‘Papua Melek’, kami ingin membantu adik-adik kami agar lebih percaya diri dan mampu meraih cita-cita setinggi-tingginya, ” ujar Dismas.
“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada Bapak-bapak TNI. Anak-anak selama ini kesulitan mendapat bimbingan belajar. Dengan sabar mereka diajar, sekarang anak-anak jadi lebih semangat dan berani berbicara Bahasa Indonesia. Ini sangat berarti untuk masa depan mereka, ” tutur Mama Kince, salah seorang orang tua yang turut merasakan manfaat program ini.
Kehadiran program 'Papua Melek' menjadi saksi bisu dedikasi Satgas Yonif 732/Banau. Lebih dari sekadar penjaga keamanan, mereka adalah agen perubahan yang berinvestasi pada masa depan generasi muda Papua, membangun fondasi kokoh bagi sumber daya manusia yang unggul sejak dini.
