PUNCAK - Di tengah dinginnya pagi yang masih diselimuti kabut di Kampung Ambobera, Distrik Beoga, Puncak Papua, riuh rendah suara tawa dan transaksi terdengar akrab. Bukan aroma kopi yang menguar, melainkan semangat kebersamaan yang terpancar dari lapak-lapak sederhana beralas tanah. Para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau tak sekadar berjaga, mereka hadir sebagai penopang ekonomi lokal, memborong hasil panen warga demi secercah harapan bagi para mama Papua. Jum'at (7/11/2025).
Program bertajuk “Rosita” (Borong Hasil Tani) ini, digagas dan dipimpin oleh Sertu Surya Baskara Wael, menjadi bukti nyata bagaimana pendekatan humanis dapat menyentuh denyut nadi kehidupan masyarakat di pegunungan terpencil. Lebih dari sekadar menjalankan tugas negara, kegiatan ini merajut erat tali silaturahmi antara prajurit TNI dan warga setempat.
“Kami tidak hanya bertugas menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga membantu masyarakat bangkit lewat cara sederhana. Dengan memborong hasil tani mereka, kami ingin memastikan bahwa tidak ada jerih payah yang terbuang sia-sia, ” ujar Danpos Ambobera, Letda Inf Gaol, dengan nada penuh empati. Ia menambahkan bahwa program ini merupakan wujud kehadiran TNI yang sesungguhnya di tengah rakyat.
Di bawah tenda darurat yang menjadi saksi bisu interaksi hangat, mama-mama Papua yang biasanya harus pulang dengan sisa dagangan, kini diliputi kelegaan. Hasil panen mereka laris manis diborong habis oleh para prajurit. Mama Lidia, salah seorang petani dari Kampung Ambobera, tak kuasa menahan haru.
“Biasanya kalau sayur tidak habis, kami bawa pulang lagi. Sekarang habis diborong semua. Uangnya bisa buat beli buku anak sekolah dan beras di rumah. Terima kasih banyak untuk Bapak-Bapak TNI, semoga Tuhan berkati kalian, ” ucapnya dengan senyum merekah, menyiratkan beban yang terangkat dari pundaknya.
Letda Gaol menekankan, “Rosita” bukan semata-mata transaksi ekonomi, melainkan investasi kepercayaan. “Hubungan baik antara prajurit dan warga adalah pondasi utama keamanan. Kalau masyarakat sejahtera dan merasa diperhatikan, maka situasi akan kondusif dengan sendirinya, ” jelasnya.
Apresiasi datang dari Komando Operasi (Koops) Habema. Panglima Koops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyatakan dukungannya atas langkah humanis prajurit Yonif 732/Banau. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan strategi besar TNI dalam membangun kesejahteraan di wilayah terdepan.
“Kehadiran TNI di Papua tidak hanya soal pertahanan, tapi juga soal kemanusiaan, ” tegas Mayjen Lucky. “Ketika prajurit memastikan hasil panen mama-mama Papua terjual dengan harga layak, itu berarti mereka sedang membeli masa depan keluarga — memastikan anak-anak bisa terus bersekolah dan dapur tetap mengepul.”
Lebih lanjut, Mayjen Lucky menggarisbawahi bahwa kegiatan seperti “Rosita” adalah perwujudan nyata dari misi TNI untuk menjaga kedaulatan yang berkeadilan. “Kita tidak sekadar membeli sayur. Kita sedang membeli harapan, menjaga ketahanan pangan, dan menanamkan semangat agar masyarakat Papua berdiri sejajar dalam kesejahteraan, ” tandas Pangkoops Habema.
Pasar Ambobera hari itu menjadi saksi bisu kehangatan yang tercipta. Keberadaan TNI di tanah Papua tak hanya menjalankan tugas negara, namun juga menyemai kasih, membangun harapan, dan menjaga kehidupan. Di antara kabut pegunungan Beoga, Satgas Banau telah menyalakan lentera kemanusiaan yang hangat, yang takkan mudah padam. (jurnalis.id)

Updates.