PUNCAK - Di tengah hamparan perbatasan RI-PNG yang sunyi, sebuah inisiatif mulia bergulir. Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau, melalui Pos Wangbe, tak hanya menjaga kedaulatan, namun juga merajut masa depan anak-anak Papua melalui pendidikan. Dengan semangat 'SAHABAT BANAU' (Saling Hargai dan Toleransi Banau Amankan Natal dan Tahun Baru), mereka membuka pintu kelas bahasa Indonesia di Kampung Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Selasa (25/11/2025).
Di bawah bimbingan Serda Arly, keceriaan anak-anak Kampung Wangbe mewarnai Pos Wangbe. Tawa riang mengiringi pengenalan huruf dan angka, fondasi krusial bagi perjalanan akademis mereka. Metode belajar yang disuguhkan bukan sekadar membosankan, melainkan dikemas apik dalam permainan edukatif, membuat proses belajar menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermakna.

Kapten Inf Gery, Danpos Wangbe, memandang pendidikan sebagai prioritas utama. Ia percaya, generasi muda adalah arsitek masa depan bangsa.
"Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Kami tidak ingin anak-anak Papua tertinggal. Dengan membekali mereka ilmu dasar sejak dini, kami berharap dapat menumbuhkan semangat mereka untuk terus bersekolah dan meraih cita-cita setinggi-tingginya, " ungkap Kapten Gery dengan penuh keyakinan.
Inisiatif ini tak hanya disambut hangat, namun juga membangkitkan rasa syukur mendalam bagi masyarakat setempat. Mama Hanula, seorang tokoh perempuan Kampung Wangbe, tak kuasa menahan harunya.
"Kami sangat bersyukur dengan kehadiran bapak-bapak TNI. Selama ini kami kesulitan memberikan tambahan pelajaran kepada anak-anak. Dengan adanya kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar huruf dan angka, tapi juga diajari disiplin dan kebersamaan, " tuturnya penuh harap.
Lebih dari sekadar program belajar, kegiatan ini merefleksikan kepedulian mendalam Satgas Yonif 732/Banau. Ini adalah wujud nyata dukungan mereka terhadap pembangunan sumber daya manusia di wilayah terpencil, sekaligus merajut benang harmonis antara TNI dan masyarakat perbatasan.
