Merah Putih Berkibar di Honai Papua: Simbol Persatuan Natal

    Merah Putih Berkibar di Honai Papua: Simbol Persatuan Natal

    PUNCAK - Di tengah dinginnya kabut pegunungan Papua, semangat Natal menjelang akhir November 2025 dirajut oleh personel Satgas Batalyon Infanteri 408/Suhbrastha melalui sebuah inisiatif yang menyentuh hati. Senin (1/12/2025), para prajurit tak hanya menyusuri Kampung Andugume di Distrik Wano Barat, Kabupaten Puncak, tetapi juga membawa pulang semangat kebangsaan dengan mengibarkan bendera Merah Putih di setiap honai warga. Aksi ini lebih dari sekadar ritual kenegaraan; ia adalah penanda nyata kehadiran negara di jantung kehidupan masyarakat adat.

    Di bawah langit Andugume yang syahdu, gulungan Merah Putih dibagikan bersama bingkisan Natal, disambut antusias oleh anak-anak yang mengerumuni para prajurit. Senyum hangat dari para orang tua yang menunggu di depan tungku api, di wilayah terpencil ini, menjadi bukti betapa berharganya momen tersebut.

    “Kami terharu. Bendera ini berkibar di rumah adat kami, di honai kami. Ini kehormatan besar. Kami merasa negara tidak jauh, negara ada di sini, ” ujar Mama Lena (47), tokoh perempuan setempat, penuh haru saat bendera dipasang di depan honainya, sebuah gestur penghormatan terhadap identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.

    Kapten Inf Nur Ikhsan, Komandan Pos TK Andugume, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi teritorial untuk memupuk kepercayaan dan memperkuat ikatan kebangsaan.

    “Kami membawa Merah Putih bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi simbol kasih dan janji kehadiran kami. Operasi di Papua tidak bisa hanya bicara keamanan, tetapi harus menyentuh hati masyarakat, ” tegasnya.

    Kapten Nur Ikhsan juga menyoroti realitas tantangan yang dihadapi warga Andugume, terutama terkait akses kesehatan dan logistik yang masih terbatas. “Menyambut Natal, kami ingin mereka merasakan bahwa persatuan bukan slogan, tetapi realitas yang hadir di depan mata mereka, ” tambahnya, menekankan pentingnya kehadiran negara dalam kehidupan sehari-hari.

    Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi TNI Habema, mengapresiasi program ini sebagai langkah strategis dan kultural yang mendalam. “Pemasangan Merah Putih di honai Andugume bukan seremonial, tetapi perekat spiritual–emosional NKRI. Wajah operasi TNI di Papua harus berani, namun tetap membangun dengan empati dan ketulusan, ” ujarnya.

    “Di masa Natal, biarkan Merah Putih menjadi tanda bahwa kita satu keluarga besar Republik. Tidak ada jarak bagi negara untuk mencintai rakyatnya, termasuk yang tinggal di pucuk gunung Papua, ” imbuh Mayjen Lucky, menegaskan pesan persatuan dalam nuansa perayaan.

    Di Andugume, ritual pemasangan bendera ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh perwakilan warga dan tim medis pos, memperkuat ikatan spiritual. Langkah-langkah para prajurit yang kembali ke pos meninggalkan jejak yang lebih bermakna dari sekadar laporan tugas; ia adalah bukti nyata bahwa rakyat melihat negara, dan negara merangkul rakyatnya.

    Di sudut terpencil negeri ini, TNI kembali mengukir cerita tentang persatuan yang bersinar paling terang, dibawa tanpa jarak, tanpa dogma, hanya dengan ketulusan pengabdian.

    (Wartamiliter)

    natalpapua tniad merahputih persatuanindonesia satgastni papuadamai
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Safari Honai: TNI Dekap Hati Warga Pedalaman...

    Artikel Berikutnya

    TNI di Papua: Garda Konstitusi Lindungi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Satgas 408/Sbh Harmoniskan Papua Lewat Simbol Merah Putih di Gereja
    Pos TNI Nenggeagin: Jembatan Aman Warga Papua Tengah
    Satgas Yonif 408/Sbh: Komsos Humanis Bangun Kepercayaan di Nenggeagin
    Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya
    Marinus Gea: Perjalanan Politik dan Pengabdian dari Daerah Pemilihan Banten III

    Ikuti Kami