INTAN JAYA - Di tengah denyut kehidupan Kampung Nenggeagin, Distrik Nenggeagin, Intan Jaya, Papua Tengah, sebuah momen kehangatan terjalin pada Senin, (1/12/2025). Satgas Pamtas Mobile Yonif 408/Sbh membuka pintu Pos Titik Kuat (TK) Nenggeagin untuk kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang lebih dari sekadar pertemuan formal. Ini adalah ruang di mana prajurit dan warga duduk sejajar, berbagi cerita, dan mengurai persoalan hidup yang kerap tertindih medan pegunungan yang menantang.
Akses pendidikan yang terbatas, kondisi kesehatan yang memprihatinkan, hingga kesulitan mobilitas menjadi topik hangat yang mengemuka. Tanpa sekat protokol, percakapan mengalir alami di teras pos. Pemandangan tak biasa namun mengharukan terlihat: anak-anak kecil dengan riangnya duduk di pangkuan para prajurit, menjadi saksi bisu kedekatan yang dibangun di awal tahun baru ini.
Danpos TK Nenggeagin, Kapten Inf Subur, menegaskan bahwa Komsos bukan hanya ritual, melainkan strategi fundamental dalam menjaga stabilitas wilayah. Ia meyakini kehadiran TNI harus lebih dari sekadar menjaga dari kejauhan.
"Keamanan di sini tidak cukup dijaga dari menara pengawas. Kami harus turun duduk sejajar. Mendengar itu bagian dari operasi, " kata Kapten Inf Subur.
Ia menambahkan, pemetaan persoalan melalui dialog langsung memungkinkan bantuan yang lebih tepat sasaran, baik untuk evakuasi medis, dukungan pendidikan, maupun kelancaran akses warga.
"Kami memetakan persoalan lewat percakapan. Dari situ kami bisa bantu tepat sasaran—entah evakuasi medis, dukungan sekolah, atau akses warga ke luar kampung."
Kapten Inf Subur menekankan bahwa kepercayaan publik adalah fondasi utama kehadiran TNI di medan tugas yang berat ini.
"Kalau warga percaya, informasi mengalir. Kalau informasi mengalir, keputusan kami jadi lebih cepat, lebih tepat, dan lebih aman bagi semua, " ujarnya.
Andreas, Tokoh Pemuda Nenggeagin, tak sungkan meluangkan apresiasi mendalam atas kepedulian personel TNI yang dinilainya selalu sigap merespons kebutuhan sosial masyarakat.
"Kami datang ke pos bukan takut, kami datang karena didengar. Kalau ada warga sakit, mereka turun cari. Kalau kami sulit bawa hasil kebun karena jalan terputus hujan, mereka bantu panggul, " tutur Andreas.
Bagi warga, kehadiran prajurit TNI membawa rasa aman yang mendalam.
"Bagi kami, rasa aman itu karena mereka jaga kami seperti jaga keluarga sendiri."
Andreas melihat Komsos di Pos 408/Sbh membuka ruang aman bagi warga untuk berbicara lebih terbuka mengenai kebutuhan mereka, melampaui isu keamanan semata.
"Komsos ini bikin kami bisa bicara lebih jujur tentang apa yang kami butuhkan, " imbuhnya.
Dampak positif interaksi sosial ini turut diperkuat oleh pimpinan operasi. Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan pentingnya strategi operasi di Papua yang berfokus pada dampak sosial nyata bagi masyarakat.
"Tugas di lembah-lembah Papua bukan hanya soal patroli. Ini tentang mengatasi ancaman geografi: sungai, jarak, dan isolasi, " tegas Mayjen Lucky Avianto dalam sebuah pernyataan yang dikutip Satgas.
Ia menambahkan, penguatan jembatan sosial akan berbanding lurus dengan kokohnya benteng keamanan.
"Kalau jembatan sosialnya kuat, benteng keamanannya ikut kuat."
Kegiatan Komsos di Nenggeagin menjadi testimoni berharga mengenai stabilitas sosial di Intan Jaya, sebuah wilayah yang kerap diuji oleh tantangan alam. Inisiatif dialog terbuka dan respons cepat TNI di lapangan terbukti mempercepat bantuan saat darurat dan membuka kembali akses aktivitas harian warga, memperkuat harapan akan masa depan yang lebih baik.

Jefri Jayapura