TNI 500/Sikatan Borong Hasil Kebun, Beri Harapan Petani Mamba

    TNI 500/Sikatan Borong Hasil Kebun, Beri Harapan Petani Mamba

    INTAN JAYA - Pemandangan tak biasa tersaji di Jalan Poros Sugapa–Beoga, Intan Jaya, Papua Tengah, pada Jumat (28/11/2025). Bukan manuver patroli, melainkan wajah-wajah para prajurit Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dari TK Mamba yang larut dalam kegiatan ekonomi bersama warga. Mereka tidak sedang berjaga, melainkan berbelanja langsung di noken para mama petani Kampung Mamba.

    Melalui program inovatif bertajuk ROSITA (Borong Hasil Petani), prajurit Pos Mamba secara proaktif memborong aneka umbi-umbian, sayuran, dan hasil kebun lainnya yang dibawa para ibu dari ladang mereka yang berada di ketinggian pegunungan. Inisiatif yang mungkin jarang terendus media, namun memiliki dampak sosial dan ekonomi yang mendalam, menjadi 'intervensi sosial berbasis pemberdayaan' yang krusial untuk ketahanan pangan keluarga di wilayah terpencil ini.

    Serda Dian, Komandan Tim TK Mamba, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata dari pola support ekonomi langsung kepada para produsen lokal. Ia merasakan panggilan untuk hadir langsung di tengah mereka.

    “Kami tidak menunggu mama-mama ini sampai ke pasar. Kami yang mendatangi mereka. Apa yang kami beli adalah hasil kerja keras mereka. Ini cara kami membantu mereka mendapatkan kepastian pendapatan hari itu juga, ” ujar Dian saat ditemui di lokasi.

    Data yang dihimpun pos menunjukkan betapa beratnya perjuangan para mama petani. Rata-rata mereka harus menempuh perjalanan sejauh 4 hingga 7 kilometer dari kebun menuju titik pertemuan, dengan beban mencapai 10 hingga 15 kilogram di dalam noken mereka. Bagi Serda Dian dan timnya, program ROSITA ini juga menjadi jendela untuk memahami realitas sosial yang ada.

    “Kami jadi paham bagaimana sulitnya rantai distribusi di sini. Membeli langsung dari mereka memperpendek rantai itu. Ini bukan bantuan, ini kolaborasi, ” tambahnya, menyoroti pentingnya kemitraan.

    Dari sudut pandang masyarakat, Kepala Kampung Mamba, Bapak Nikodemus Kogoya (48), menyambut baik program binter seperti ROSITA. Ia meyakini program ini mampu memperkuat rasa saling memiliki, yang pada gilirannya berkontribusi pada stabilitas sosial di kampungnya.

    “Petani di sini sering tak punya pilihan selain menahan harga murah atau jalan jauh ke Beoga. Saat TNI beli langsung, mama-mama kami dapat harga yang lebih adil. Anak-anak bisa sekolah, keluarga bisa makan. Ini membuat kampung merasa disertai negara, ” kata Nikodemus, mengungkapkan rasa syukurnya.

    Mama Yuliana Undius (43), Koordinator Perempuan Tani Distrik Mamba, menekankan betapa krusialnya kepastian serapan hasil kebun, terutama menjelang momen Natal.

    “Natal di sini butuh persiapan panjang. Kalau kebun kami dibeli, kami bisa belikan keperluan ibadah dan makan bersama keluarga. Hari ini kami tidak pulang bawa barang, kami pulang bawa uang dari kebun kami sendiri, ” ujar Mama Yuliana dengan senyum merekah.

    Menyikapi hal ini, Dr. Alberth Warin, seorang analis keamanan sosial perbatasan sekaligus peneliti dari Universitas Papua, melihat program ROSITA memiliki nilai strategis ganda. Ia menilai program ini tidak hanya memberikan insentif ekonomi, tetapi juga secara efektif mengikis ketidakpastian sosial yang timbul akibat isolasi geografis.

    “Pendekatan ‘borong hasil petani’ mengirim pesan bahwa subjek keamanan adalah manusianya, bukan garis batasnya saja. Ini menciptakan trust-building awal yang solid, terutama di daerah rawan keterputusan logistik, ” kata Dr. Alberth.

    Pada Jumat itu, Mamba seolah menuliskan babak baru dalam sejarahnya: sebuah titik temu harmonis antara keamanan dan ekonomi terwujud di pinggir jalan kampung, melalui transaksi yang sarat makna kemanusiaan. TNI memborong hasil kebun, dan sebagai balasannya, warga membalas dengan kepercayaan yang tak ternilai harganya.

    (Wartamiliter)

    rositabelanjahati yonif500sikatanpeduli boronghasilpetanimamba ekonomidariperbatasan nokenpenggerakdapurpapua binterberbasispemberdayaan
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Satgas 732/Banau Borong Hasil Tani, Senyum...

    Artikel Berikutnya

    Banau Hangatkan Natal dengan Kepedulian...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Satgas 408/Sbh Harmoniskan Papua Lewat Simbol Merah Putih di Gereja
    Pos TNI Nenggeagin: Jembatan Aman Warga Papua Tengah
    Satgas Yonif 408/Sbh: Komsos Humanis Bangun Kepercayaan di Nenggeagin
    Jembatan Satgas Yonif 712: Akses Tanpa Sekat bagi Warga Intan Jaya
    Marinus Gea: Perjalanan Politik dan Pengabdian dari Daerah Pemilihan Banten III

    Ikuti Kami